Thursday, November 21, 2013

TULISAN-CONTOH KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PENDERITAAN

TULISAN

CONTOH KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PENDERITAAN
CONTOH KASUS 1
Kasus Penyiksaan TKI di Madinah Sedang Diselidiki   
Tim Liputan 6 SCTV
30/01/2011 12:23

http://static.liputan6.com/201101/110130btki.jpg
30/01/2011 12:23
Liputan6.com, Madinah: Seorang TKI asal Pontianak, Kalimantan Barat, Armayeh Binti Sayuri, disiksa majikannya di Madinah. Pemerintah dan Kedutaan Besar Indonesia kini tengah menyelidiki penyebab terjadinya penyiksaan. Selain itu, perusahaan yang mengirim Armayeh juga diburu.

TKI yang baru berusia belasan tahun ini selalu disiksa majikan perempuannya sejak tiga bulan bekerja selama lebih dari setahun [baca:Lagi, TKI di Madinah Disiksa Majikan]. Armayeh berhasil melarikan diri saat pintu rumah majikan tak terkunci. Dengan dibantu warga, Armayeh sejak Sabtu lalu dirawat di RS King Fadh, Madinah.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah, menyatakan kasus yang menimpa Armayeh kini telah diproses secara hukum dan tim investigasi tengah menyelidiki kasus ini. Kisah duka Armayeh ini hanya berselang beberapa bulan dari kasus Sumiati binti Salan Mustofa yang disiksa secara sadis oleh majikannya di Madinah. (MEL)

  
CONTOH KASUS 2
Siswa AMK Dituduh Mencuri Seekor Bebek Disidang

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Seorang siswa kelas sembilan SMK Teknologi Pembangunan Babelan Bekasi, Jawa Barat Irpan Fahruroji (18) terpaksa mendekam di penjara setelah dituduh ikut terlibat dalam pencurian seekor Bebek Senin (27/12) bersama temannya Iyan Sanjaya (18) di Kavling Barokah Jalan Dahlia RT8/14 Babelan. "Saya tidak bersalah dan tolong dibebaskan karena sebentar lagi akan mengikuti ujian nasional," ujar Irpan, usai sidang tertutup di PN Bekasi, Selasa

Ia sangat berharap agar majelis hakim yang mempersangkakan dirinya melanggar pasal 363 ayat (1) Ke 4e KUHP bisa membebaskan dari segala hukuman. Orang tua korban, Nenti (45) mengatakan anaknya tidak tahu menahu dengan aksi pencurian seekor bebek tersebut.

Semula menurut ibu rumah tangga dengan tanggungan lima anak itu, Irpan yang tengah duduk-duduk dengan temannya di Desa Bahagia didatangi Iyan Sanjaya yang minta diantarkan ke tempat teman perempuannya dan ditolak dengan alasan akan mengantar ibunya yang sakit untuk berobat.

Tapi Iyan tetap meminta tolong dan akhirnya diantar Irpan. Ditengah perjalanan motor kehabisan premium dan selanjutnya Iyan pergi namun ternyata ia mencuri seekor bebek untuk digunakan membeli BBM.

"Perbuatan itu kepergok warga dan selanjutnya Iyan yang hanya bersekolah hingga SD itu ditangkap. Setelah itu ia ditanya temannya dan selanjutnya warga menangkap Irpan yang tidak tahu menahu dengan kejadian itu tengah duduk di motor yang tidak bisa lagi jalan," ujar ibu yang menyatakan suaminya bekerja sebagai tukang becak itu.

Kakak korban Ija Kholijah menuturkan adiknya Irpan bukan pelaku dan tidak terlibat dalam pencurian itu. Ia menyatakan keluarganya malah telah mengganti seekor bebek yang telah diambil pemiliknya ketika Iyan tertangkap senilai Rp200 ribu agar ada perdamaian diantara kedua belah pihak.

"Pemilik bebek sudah mau berdamai dan ketika keluarga ke kantor polisi minta agar kasus tersebut bisa diselesaikan secara musyawarah ternyata disebutkan aparat berkasnya sudah ke kejaksaan," ujarnya.

Kapolsek Babelan dalam surat perintah penangkapan bernomor SP.Kap/56/XII/2010/Serse menyebutkan berdasarkan bukti permulaan yang cukup diduga keras Irpan telah melakukan tindak pidana pencurian.

Dalam surat yang ditandatangani Kapolsek AKP Badari SH itu disebutkan Irpan diperintahkan untuk ditangkap dan ditahan atas perbuatannya. "Saya mohon keadilan agar adik saya bisa dibebaskan karena dia bukan pelaku dan tidak tahu menahu dengan rencana mencuri bebek itu," ujar Ida, dengan raut wajah sedih.

CONTOH KASUS 3
 Pemerkosaan di angkot


http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/09/15/123353_angkot-barang-bukti-kejahatan_300_225.jpg


Karyawati bernisial SRS (27) diperkosa secara bergantian oleh dua sopir tembak angkot D-02 jurusan Lebak Bulus-Pondok Labu. Sementara dua pelaku lain mendapat bagian uang Rp700 ribu, BlackBerry Gemini dan dan Esia.

Dalam kejadian pemerkosaan itu, SRS dipaksa melayani nafsu bejat dua sopir tembak yang masih berusia belasan tahun di dalam angkot yang berputar-putar di Jalan TB Simatupang. Setelah puas, korban ditinggalkan di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

Seperti dijelaskan Kepala Humas Polres Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Aswin, kejadian pemerkosaan itu berlangsung pada Kamis, 1 September 2011, sekitar pukul 00.00 WIB.

SRS yang baru turun dari Kopaja P-19 jurusan Tanah Abang-Ragunan kemudian diajak naik angkot D-02 jurusan Ciputat-Pondok Labu yang ngetem di Cilandak. Korban ditawari pelaku diantar sampai rumahnya di kawasan Pondok Gede. Padahal angkot ini tak melayani trayek ke rumah korban. Dua pelaku duduk di depan, sementara dua lainya di bangku penumpang.

Baru berjalan tak berapa lama, pelaku yang ada di belakang langsung menutup pintu angkot. Sementara satu pelaku lainnya memegangi SRS yang sudah mulai curiga.

Musik di dalam angkot dipasang lebih kencang agar teriakan SRS tidak terdengar dari luar. Salah seorang pelaku bernama A, menyuruh korban membuka bajunya. Perlawanan korban jadi percuma, dia pasrah karena dipegangi dua pelaku.

"Pelaku PT memaksa korban melakukan hubungan badan, tapi ditolak. PT kemudian marah dan membekap korban, dengan dibantu tersangka A," ujar Aswin, Kamis, 15 September 2011.

Sambil dibawa berkeliling, SRS digagahi PT, dan musik dengan volume kencang masih diputar. Sambil terus mengacam, pelaku melampiaskan seluruh emosi mesumnya kepada korban.

Penderitaan SRS belum berakhir. Pelaku lain bernisial YG, yang mengendarai angkot itu berpindah posisi. Masih pasrah dan tidak bisa melawan, SRS kembali diperkosa. Dan barang berhaganya dipereteli dua pelaku lain.

Dalam keadaan lemah tak berdaya, SRS diturunkan di kawasan Ragunan, di sekitar Kompleks Marinir. Dengan pertolongan warga sekitar, SRS kemudian diantar pulang ke rumahnya, tanpa melapor polisi.

Setelah dua pekan peristiwa itu berlangsung, Selasa malam kemarin, korban bertemu lagi dengan YG. Dia hapal betul dengan tampangnya. Apalagi YG mengemudikan angkot D-02 yang sama saat melakukan pemerkosaan. Pelaku itu sedang ngetem dengan mobilnya di traffic light Lebak Bulus.

Korban lalu mengadu kepada polisi lalu lintas di dekat situ. Si sopir mencoba kabur saat akan ditangkap, tapi tanpa ampun dia diringkus dan digelandang ke kantor polisi.

Kasus ini kemudian ditangani Polres Metro Jakarta Selatan. Perburuan terhadap tiga pelaku lainnya masih dilakukan polisi. Sementara YG sudah diperiksa dan diancam dengan Pasal 365 ayat 2 KHUP, Pasal 285, dan Pasal 56 KUHP, ancamannya di atas lima tahun penjara.

Sementara itu, Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno mengatakan, hingga September ini ada 40 kasus pemerkosaan. Tiga kasus terjadi di angkutan umum.

Livia Pavita Soelistyo, Mahasiswa Binus adalah salah satu korban kejahatan ini. Dia bahkan bunuh oleh pelaku guna mengilangkan jejak kejahatannya.

Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno mengatakan, guna mengantisipasi terjadinya hal serupa, masyarakat khususnya kaum perempuan yang pulang bekerja pada malam hari diminta untuk memilih angkutan.

"Tidak perlu ragu menolak untuk naik. Lihat apakah di dalamnya ada perempuan juga atau tidak. Jangan naik angkutan jika berisi lelaki semua. Kita harus mewaspadai hal itu," katanya.

Sementara itu, disamping harus memperhatikan kondisi kendaraan, para penumpang khususnya perempuan juga disarankan untuk tidak mengenakan baju yang mengundang tindakkan kejahatan.

Sujarno mengimbau, untuk para korban pemerkosaan untuk melapork kepada polisi. Dengan begitu, para pelaku bisa diproses secara hukum.

"Jadi masyarakat jangan sengan untuk melapor, dari aspek publikasi juga bisa kita jamin, ini kan bisa jadi bahan analisas juga, penangannya juga khusus, sidangnya juga tertutup," kata Sujarno.
 


Kapolri Jenderal Timur Pradopo memberikan atensi khusus terhadap pengungkapan kasus pemerkosaan di angkot yang menimpa RS, pedagang sayur warga Jalan Raden Saleh RT 006/07 Sukmajaya, Depok Jawa Barat.

Hal itu diungkapkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Nasution. Menurutnya kasus tersebut saat ini juga menjadi atensi Polda Metro Jaya.

"Pemerkosaan jadi atensi Polda, itu ditangani Polda. Kami tak usah dipesan oleh Presiden untuk jadi atensi juga sudah tugas kami untuk ungkap, Kapolri juga menjadikan ini atensi," jelasnya kepada wartawan di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, Senin (19/12/11).

Saud menambahkan pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mawas diri saat naik angkot. Khususnya kepada para penumpang perempuan.

"Kepada semua pihak harus mawas diri, kejadian pemerkosaan di angkot itu sesuatu yang tidak beradab dan tak berprikemanusiaan," katanya.

Ia juga meminta para pemilik sopir angkot untuk tidak memberlakukan sopir tembak. Hal itu guna mencegah kriminalitas di angkot. "Pemilik angkot harus perhatikan sopir-sopir tembak, dikontrol, nanti lepas kendali," tandasnya.



CONTOH KASUS 4

Pembobol
Seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Penangkaran Rusa, Desa Api-api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser, membobol brankas di kantornya sendiri.

Adalah Mahyuddin (32), oknum PNS yang nekat mencuri uang senilai Rp35 juta dalam brankas pada Jumat, 16 Desember lalu. Tak lama menikmati uang hasil curiannya PNS ini berhasil dibekuk Polres PPU pada jumat malam pekan lalu (23/12).

Kapolres PPU AKBP Sugeng Utomo menjelaskan tersangka melakukan aksinya setelah berhasil membobol jendela belakang kantor tepat diruangan bendahara, setelah berhasil tersangka yang sudah mengetahui kondisi kantornya tersebut kemudian mengangkut brankas seorang diri dengan cara dipikul.

“Tersangka mengaku melakukan aksi sendiri karena dia paham benar lokasi brankas tempat kerjanya. Dia membongkar brankas dan mengambil uang di dalamnya sebanyak Rp35 juta,” kata Sugeng, Rabu, (28/12/2011).

Sugeng menyatakan, setelah mendapatkan laporan dari pihak UPTD petugas langsung melakukan penyelidikan dan kecurigaan petugas mengarah kepada tersangka, yang bekerja di UPTD Penangkaran Rusa. “Kita amankan ketika berada di dalam rumahnya, di Petung Kecamatan Penajam PPU. Tersangka dikenakan pasal 363 KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara,” tambahnya.

Sementara tersangka Mahyuddin mengaku dapat menggangkat brankas yang beratnya puluhan kilogram itu karena memiliki jimat. “Dia angkat brangkas itu sejauh 10 meter, tapi setelah kita ulangi ternyata dia tidak kuat. Katanya punya jimat,” tambah Kasubag Humas Polres PPU, AKP Jamaludin.

Anehnya lagi, kata Jamaluddin aksi yang dilakukan oleh Mahyuddin hanya untuk cari sensi. Karena dari sisi ekonomi tersangka memiliki materi yang cukup.

“Pengakuan tersangka sih alasan mencuri brankas hanya untuk sensasi, sebab dari segi ekonomi berkecukupan, apalagi kedua istrinya telah memiliki penghasilan tetap sendiri-sendiri. Istri pertamanya seorang guru dan kedua punya usaha kos-kosan," tambah  Jamaluddin
 


AKIBAT-AKIBAT DARI KEGELISAHAN (CONTOH)
CONTOH 1
Contoh kasus dari kegelisahan seorang ibu muda :
Bayi yang sering menangis dan rewel, pasti sangat meresahkan orang tuanya, apalagi jika itu buah hati pertama orang tuanya. Pengalaman pertama punya bayi pasti sangat merepotkan, terutama bagi mereka yang memelihara bayi tanpa supervising dari orang tuanya, dalam arti kakek-nenek si bayi. Tapi, jangan takut, bukan kesalahan anda jika sang bayi menangis terus, dan juga bukan kesalahan si mungil buah hati anda. Menangis, bahkan sampai sangat serius frekuensinya, umum terjadi pada bayi. Bayi yang tumbuh sehat serta cukup gizi sekalipun, akan tetap menangis. Justru menangis adalah tanda bahwa bayi anda sehat, asal dalam batas-batas tertentu.

·       Kecemasan yang timbul akibat penyesuaian diri dengan lingkungan mempunyai anak baru .  Kecemasan ini timbul karena orang itu takut bahwa anaknya terjadi apa-apa (sakit). Karena tidak mempunyai pengalaman sebelumnya.

CONTOH 2
KEGELISAHAN ANAK AKIBAT KECANDUAN GAMES
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Kegelisahan menggambarkan ketidak tentraman hati maupun perbuatan, perasaan khawatir dan ketidaksabaran seseorang dalam kecemasan. Kegelisahan merupakan salah satu bentuk ekspresi dari kecemasan. Kegelisahan dapat dilihat dari tingkah laku ataupun gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Salah satu contuhnya adalah seseorang berjalan mundar-mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukan kepala.Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gagguan penyakit. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Tragedi dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil, dan seterusnya. Kegelisahan dalam konteks budaya dapatlah dikatakan sebagai akibat adanya instink manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya untuk mencari “kesempurnaan”. Atau, dari segi batin manusia, gelisah sebagai akibat noda dosa pada hati manusia. Dan tidak jarang akibat kegelisahan seseorang, sekaligus membuat orang lain menjadi korbannya.

Penyebab kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia,kecemasan dibagi menjadi 3:

1) Kecemasan obyektif (kenyataan), kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
2) Kecemasan neurotik (saraf). Kecemasan ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
3) Kecemasan moral
Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah,takut, gelisah, cinta, rasa kurang (inferiot).
Sifat seperti rasa iri, benci, dengki, dendam dan sebagainya adalah sifat yang tidak terpuji baik diantara sesama manusia, maupun dihadapan Tuhan. Dengan adanya sifat itu, seseorang akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus asa.
Setiap orang memiliki emosi, dan emosi penting bagi kemajuan. Namun, emosi tidak terbendung akan menyebabkan perasaan–perasaan cemas, gelisah, khawatir, benci dan perasaan negatif lainnya. Perasaan itu demikian hebatnya, sehingga dapat mendesak dan mengusir pikiran-pikiran tenang, tentram, segar, dan damai.

“7anak mengalami gangguan jiwa karena kecintaannya bermain game”
Beberapa remaja saat ini harus menjalani perawatan psikologis di rumah skait jiwa karena mengidap gangguan jiwa karena bermain game,mereka mengamuk dan menjadi gelisah ketika permainan nya ditarik .prestasinya menurun hingga menolak sekolah.
Teknologi di masa kini bagaikan pisau yang mengalami dua sisi . misalnya disatu pihak bisa digunakan sebagai sarana refreshing saat mengalami kejenuhan dan stress tinggi akibat mengalami tekanan, main game sarana pelarian yang mengasyikan . namun di sisi lain game bisa menyebabkan kecanduan dan kegelisahan secara berlebihan. Jari jemari gemetaran maunya main meski sambil gemetaran tidak ada konsentrasi hingga rusaknya kesadaran dan akhirnya mengakibatkan hal serius berupa gangguan jiwa.
Disebutkan Suzy Yusna Dewi,psikiatri di salah satu rumah sakit jiwa menyebutkan bahwa sebanyak 7anak harus dirawat,salah satunya adalah Dimas(bukan nama sebenarnya). Ketika dibawa konsultasi kondisi Dimas sangat menyedihkan. Kurus tangannya gemetaran dan sering meracau serta gelisah minta playstation nya dikembalikan kepadanya.
Dari cerita orang tuanya diketahui bahwa dari kecil ia hobi bermain games lewat PS. Setelah satu dua tahun memegang PS,prestasinya mulai menurun. Bahkan di kelas satu SMP sekarang, mulai main sampai tengah malam. Orang tuanya mengaku,sejak tahun lalu sudah menyita PS nya tetapi ia melakukan diluar rumah sepulang sekolah bahkan hingga malam hari. Karena prestasinya menurun akhirnya orang tuanya pun dipanggil ke sekolah. Karena kondisinya makin menurun akhirnya orang tuanya berpikir bahwa ia harus dibawa ke psikiater. Nah,disinilah Dimas sekarang,dirawat penuh.
Tidak mendapat pengalaman riil&alamiah:
Sayangnya,bermain games sat ini sering kali dianggap hal yang wajar. Anak yang tidak bermain games atau tidak memiliki games terbaru dianggap ketinggalan zaman. Akibatnya,waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya pun menjadi berkurang. Padahal dibandingkan dengan games,permainan dengan teman sebaya lebih menyenangkan dan bisa memberi nilai sosila yang kelak ditemukan dalam hubungan dengam masyarakat luas.
Fantasi game didunia nyata:
Bermain games menurut psikolog Indra Savitri sebenarnya tidak membahayakan, hanya apabila dimainkan dalam proporsi yang wajar serta diimbangi dengan kegiatan lain. Menjadi berbahaya apabila permainan ini dimainkan kepada anak-anak yang belum bisa mengontrol dirinya sendiri,kapan waktu yang tepat untuk menyudahi permainan. Games dianggap bisa mempengaruhi perilaku baru kepada anak secara konsisten. Contohnya permainan yang sekarang lagi booming,role play. Anak bisa memilih hendak menjadi apa,bisa sebagai manajer klub sepak bola yang terkenal,pembalap atau pemilik restoran yang ternama. Bahkan bisa memilih peran sebagai pencipta dunia semesta. Bisa juga disebabkan si anak tidak memilik rasa percaya diri di lingkungan  nyata,sehingga lebih sering bermain games,karena melalui permainan ia bisa mendapatkan reward. Dalam games berlaku hokum sebab akibat yang nyata. Misalnya bila ia sudah menyelesaikan satu level tertentu,maka ia berhak naik level dan mendapatkan hadiah. Berbeda dengan jika bermain dengan teman yang bersifat lebih alamiah dan memiliki nuansa yang lebih luas. Contohnya jika anak hanya perlu meng-klik satu tombol untuk membuat ayam goring maka dalam kehidupan nyata anak belajar bagaimana caranya memotong,menggoreng,membersihkan mungkin saja ia terkena pisau namun si anak mendapatkan pengalaman yang rill.
Perlu aturan tegas dan diskusi:
Bagaimanapun,anak yang sampai mengalami gangguan jiwa bisa diakibatkan karena orang tua terlambat mengetahui tingkat ketergantunga pada permainan tersebut. Jika sudah begitu,orang tua akan panik dan serta-merta menarik games dari anak. Padahal ini adalah solusi yang sangat tidak di sarankan. Itu tidak aka nada hasil,yang ada anak akan marah karena kesenangannya di ambil tanpa ada yang pengalihan yang menyenangkan jelas Suzy. Apalagi jika anak sudah umur remaja,mereka tidak bisa menerima begitu saja tindakan orang tua yang diambil tanpa melibatkan si anak. Menurutnya,orang tua harus tegas mengenai waktu main games maksimal satu jam sehari. Alokasi ini cukup karena si anak sudah bersekolah dari pagi sampai siang. Setelah itu masih ada waktu untuk mengerjakan tugas dan berkumpul bersama keluarga. Selain itu anak juga harus diberitahukan bahwa games bukan lah priotitas utama”games itu bonus”jika anak sudah melakukan tugas sekolahnya maka ia boleh bermain games itupun di akhir kegiatan. Sehingga bisa saja ia sudah lelah dan keinginan bermainnya pun berkurang.

CONTOH 3
Kegelisahan Sang Apologet Jalanan
Oleh Ita Siregar*
Menuruti garis keturunannya sebagai seorang Tionghoa, hai hai bengcu mempelajari kitab dan tradisi leluhur dan tidak berupaya menghapusnya hanya karena ia beragama Kristen. Menerima takdirnya yang lain sebagai pengikut Kristus, tidak lantas membuat penulis buku ini menjadi lemah menghadapi perilaku pemimpin agama yang dianggapnya tidak lagi setia pada teks Kitab Suci. Keberanian penulis dalam mengaitkan teks kedua kitab dengan kondisi mutakhir, lalu memunculkan makna baru, merupakan kepekaan yang mengagumkan. Dan lahirnya buku Bengcu Menggugat Teologi Alam Roh ini (Atma Bina Semesta, 2013), lebih merupakan berbagi kegelisahan atas apa yang dialami dan dilihat penulis sedikitnya dalam tujuh tahun belakangan.
Qui scribit bis legit. Bahkan penulis telah membaca puluhan kali kitab dan buku yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Fokus buku ini spesifik karena membicarakan pendapat lurus Kitab Suci mengenai dunia alam roh. Tetapi kemudian menjadi sangat luas karena menyentuh praktik-praktik pendeta modern yang berperilaku dukun dan seolah-olah memiliki kekebalan tersendiri terhadap kebenaran Kitab Suci, serta membongkar trik-trik praktisi alam roh diluar Kitab Suci, yang telah mengambil keuntungan dengan mengelabui pemirsa bahwa mereka sakti.
Hadirnya buku ini secara fisik ke publik, ada setelah melewati jam-jam panjang diskusi alot berdarah-darah di dunia maya. Seorang jagoan sejati tak gentar disalahartikan. Dan memang penulis telah banyak disalahartikan oleh pembacanya. Membaca tulisan-tulisan hai hai bengcu di dunia maya – yang menjadi cikal bakal buku ini – sudah cukup membuat gusar akibat kekasaran dan sumpah serapah dalam tulisan, yang membuat telinga orang-orang beragama panas dan meninggalkan arena diskusi. Gaya bahasa ini telah dipilih secara sadar untuk menarik perhatian orang sekaligus membuat orang berpikir – meski melakukannya diam-diam.
Cara hai hai bengcu mengingatkan saya kepada Saut Situmorang. Penyair dari Yogyakarta ini sejak lama menyatakan “perang” kepada satu kutub sastra lewat tulisan-tulisannya yang kasar menukik di buletin Sastra Boemipoetera. Seorang yang halus budi mungkin akan kaget menemukan pilihan kata-kata vulgar di dalamnya. Alasan yang menyebabkan Saut demikian mungkin kegelisahannya melihat apa yang terjadi dalam dunia sastra dan dibarengi pengetahuan cukup sebagai amunisinya dalam menyerang. Hingga hari ini, pihak yang dia serang belum menanggapi secara terbuka dan mau berhadapan satu- lawan-satu. Berhentikah Saut karena caci-maki orang kepadanya karena cara kasarnya? Tidak. Seorang pendekar tidak perlu pengikut. Dia terbiasa menempuh jalan sunyi sendirian, menuju tujuan yang ia inginkan.
Apa sebenarnya yang membuat hai hai bengcu gelisah dan meraung minta diperhatikan?
Dalam prakata hai hai menulis ‘Alkitab harus dipahami dan tidak boleh ditafsirkan karena Alkitab ditulis untuk dipahami bukan untuk ditafsirkan’ (hal. vii). Bagaimana cara seseorang memahami kalau tidak mengenal seluk-beluk yang dipahami? Artinya, seorang harus membaca dan meneliti Kitab Sucinya sendiri. Apakah orang Kristen meneliti Kitab Sucinya sendiri? Seharusnya ya. Di Jakarta, perilaku orang ke gereja hari minggu kebanyakan seperti “membeli” kotbah pendeta di gereja, lalu selepas itu, pendengar kotbah cukup mempunyai bahan untuk menasihati orang lain berdasarkan apa yang dia dengar, seolah-olah dia sendiri yang telah menemukan pemahaman itu. Apakah orang itu mengkonfirmasi ulang apa yang dikatakan pendeta di mimbar dengan membaca sendiri dalam Kitab Sucinya? Bisa iya, bisa tidak. Banyak contoh yang memperlihatkan anggota gereja-gereja tertentu mempunyai pikiran atau pendapat seragam tentang sesuatu hal karena pendeta berkata demikian di mimbar.
Dan ini terjadi tidak hanya pada kalangan Kristen tetapi juga agama sepupu. Umat diminta tidak membantah apa kata pemimpin agama dan apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Mempertanyakan Kitab Suci dicap kurang percaya atau bahkan tidak beriman. Pernyataan ini diwarisi secara turun temurun dari sistem pendidikan kita yang kurang mendorong anak didik menyampaikan pendapat sendiri dan bersikap sportif terhadap kritikan orang lain. Keadaan ini memprihatinkan. Pada gilirannya, agama dimanipulasi untuk memlintir kepentingan sendiri. Simbol-simbol fisik telah hadir menggantikan kesejatian yang semestinya, yang justru tidak tampak di luar. Seorang teman menyebutnya fashion religion, agama untuk gagah-gagahan agar tampak suci. Sekarang kita bisa menonton contoh melimpah melalui media.
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. –Yohanes 7:24
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. -1 Tesalonika 5:21
Ayat-ayat di atas dipakai hai hai bengcu dalam buku ini untuk menangkis tuduhan bahwa tidak boleh menghakimi kesaksian dan ajaran sesama umat (Kristen).
*
Hai hai bengcu berkata bahwa dia tidak menafsir Kitab Suci tetapi memahami berdasarkan arti kata. Sejarah penafsiran Kitab Suci berawal dengan tujuan agar manusia dapat memahami perilaku orang zaman dahulu. Penafsiran yang dimaksud adalah penafsiran harfiah. Artinya menekankan kata-kata dan kalimat dalam Kitab Suci yang dimaknai secara harfiah, bukan secara kiasan.
Penafsiran harfiah berkembang dalam Aliran Antiokhia yang berpusat di Antiokhia. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah Theodore dari Mapsuestia yang menekankan gramatika historis, yaitu menekankan satu teks Firman Tuhan ditafsirkan berdasarkan ketentuan tata bahasa dan fakta-fakta historis. Aliran ini mengkritik penafsiran secara alegoris, yang meyakini bahwa di balik kata-kata Alkitab terdapat arti tersembunyi, sehingga memasukkan pengertian asing ke dalam pikiran penulis. Sementara menurut Philo (hidup pada zaman Alexandria Mesir kira-kira 50 AD) penafsiran harfiah adalah bagi orang-orang yang belum dewasa dalam pengetahuan.
Pada zaman reformasi (abad ke-16), Marthin Luther (1483-1546) yakin bahwa seseorang hanya mengerti Alkitab kalau pikirannya diterangi Roh Kudus. Ia juga meyakini bukan gereja yang menentukan apa yang Alkitab ajarkan melainkan Alkitab yang menentukan apa yang gereja ajarkan. Motivasinya adalah panafsiran Alkitab yang benar. Dia menganggap sampah penafsiran yang berdasarkan alegori semata.
John Calvin (1509-1564) juga menolak penafsiran alegoris, mengatakan bahwa alegoris hanyalah alat setan untuk mengaburkan arti Alkitab yang sebenarnya. Slogan Calvin yang terkenal adalah Alkitab menafsirkan Alkitab. Sesudah masa reformasi, Thomas Hobbes (1588-1679), tokoh aliran rasionalisme, menempatkan akal budi sebagai satu-satunya otoritas atau ukuran untuk menentukan kebenaran. Dalam buku ini hai hai bengcu secara alami mengikuti cara Calvin dalam membahas permasalahan, meski ia tidak menyebutkan referensi pembacaan yang dilakukan.
*
Hai hai bengcu menjelaskan secara jernih hasil pembacaan perkataan Yesus yang terkenal dalam Matius 11:29, Pikullah kuk-Ku (mou) dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan (kai) rendah hati maka (kai) jiwamu akan menemukan (heurisko) ketenangan.
Setelah “dibedah” oleh hai hai bengcu dengan menempatkan kata asli dan maknanya dalam bahasa Yunani menjadi seperti ini:
Sebab kuk-Ku (mou) bagus (chrestos) maka (kai) beban-Ku pun ringan.
Tentang lahirnya dosa pertama di Taman Eden, yang sudah menjadi pemahaman umum orang Kristen adalah, bahwa Hawa terperdaya oleh ular, si simbol setan, yang menyebabkan Hawa memakan buah pohon yang dilarang dimakan oleh Tuhan. Pembuat gambar apel yang digigit, yang sekarang menjadi simbol pengetahuan dan menjadi logo perusahaan terkenal di dunia, pastilah seorang jenius. Simbol itu seolah mengatakan, karena Hawa memutuskan memakan buah terlarang, menyebabkan pengetahuan menjadi berkembang.
Dalam kisah ini hai hai bengcu menjelaskan dengan sederhana. Iblis tidak menipu Hawa. Hawa pun tidak tertipu iblis. Kejadian 3:1-6 mencatat, Hawa dalam kondisi sehat jasmani dan rohani, mempertimbangkan dengan matang, sebelum memutuskan makan buah terlarang itu. Alasannya memakan buah itu logis. Jadi siapa yang menipu manusia? Tentu saja yang menakut-nakuti, “… sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Hai hai bengcu menulis, bahwa Tuhanlah yang mengajar dengan takhayul. Contoh sekarang seperti, jangan kencing sembarangan, nanti kesambet. Padahal setelah kencing, belum tentu akan kesambet.
Dalam contoh Saul diganggu oleh roh jahat TUHAN, hai hai bengcu menegaskan bukan iblis yang menghasut Daud, tetapi TUHAN.
Karena itu sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta (ruwach sheqer) ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu. – 1 Raja-raja 22:23
Dalam Perjanjian Lama tidak mencatat kisah iblis yang sakti dan menjahati manusia, bahkan tidak mencatat kisah iblis mencobai manusia. TUHANlah yang mencobai dan menjahati manusia bahkan membuat manusia berbuat jahat. Hai hai bengcu menjelaskan secara konkret dalam kisah Ayub. Dalam Alkitab tertulis, “Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk.” – Ayub 2:7. Namun dalam bahasa asli, kalimat ini adalah, TUHAN bersaksi, “…engkau (iblis) telah membujuk Aku melawan dia (Ayub) untuk mencelakakannya tanpa alasan.”
*
Untuk ujian alam roh dalam Perjanjian Lama, hai hai bengcu mencontohkan peristiwa Saul ketika menemui dukun perempuan di En Dor. Hai hai mengambil ayat Yohanes 5:37, untuk mengatakan bahwa tak seorang pun pernah melihat Allah dan mendengar suara-Nya. Saya menambahkan di sini dengan kisah orang kaya dan Lazarus dalam Lukas 16:20-25, sebagai penjelasan bahwa tidak ada saling kunjung antara alam orang hidup dan alam orang mati.
Dukun di En Dor bertanya kepada Saul, “Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?” Saul menjawab, “Panggillah Samuel.” (1 Samuel 28:11). Siapa yang kaulihat, tanya Saul kemudian. Dukun menjawab, “Aku melihat sesuatu yang ilahi (Elohim) muncul dari dalam bumi.” Bagaimana rupanya, tanya Saul lagi. “Ada seorang tua muncul berselubungkan jubah.” Maka tahulah Saul bahwa itu Samuel. (1 Samuel 28:14).
Kisah Saul dan dukun di En Dor seolah memperlihatkan ketidaksinkronan antara ayat dalam Perjanjian Baru (Yohanes 5:37) dan Perjanjian Lama, dengan munculnya Samuel yang sudah mati kepada Saul. Namun penulis buku ini menjelaskan secara rasional. Bahwa Saul menyuruh dukun memanggil Samuel, namun dukun justru melihat Elohim. Dukun mengaku melihat Elohim yang rupanya seperti orang tua berjubah, dan Saul yang menetapkan penglihatan itu sebagai Samuel. Dalam hal ini hai hai bengcu menggugat LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) yang dianggapnya tidak menerjemahkan arti kata sesuai bahasa aslinya.
*
Dalam bab sembilan yang bertajuk bengcu menggugat pendeta sesat, hai hai bengcu menyerang secara terbuka pernyataan-pernyataan para pendeta dalam menjelaskan atau bersaksi tentang alam roh. Bukan tanpa alasan penulis menggugat hal ini. Alkisah, dalam sebuah KKR kesembuhan secara ilahi, hai hai bengcu melihat sebuah fakta tak terlupakan. Ia menyaksikan seorang bapak tua dengan kursi roda didorong ke dekat mimbar untuk didoakan sembuh. Seorang pendoa mendoakan si bapak berjalan, tetapi tidak berhasil. Lalu di ujung sana terjadi keriaan, karena seseorang telah sembuh secara ajaib. Si pendoa yang mendoakan bapak kursi roda, meninggalkan si bapak dalam keadaan tidak sembuh, kemudian mengelu-elukan si sembuh sebagai seorang yang beriman. Hai hai bengcu tidak melupakan ekspresi sedih si bapak kursi roda. Menyatakan seorang sakit yang tidak sembuh setelah didoakan sebagai seorang tidak beriman, adalah sebuah kejahatan psikis.
Pengalaman pribadi pendeta-pendeta di alam roh tentu tidak bisa diabaikan. Bahkan setiap orang percaya memiliki pengalaman batin yang sangat intim dengan Tuhan. Pengalaman itu tidak untuk dibagikan atau dipecahkan oleh orang lain, meski itu dialami berkali-kali oleh orang yang bersangkutan. Namun bila pengalaman pribadi itu telah dengan sengaja dibawa ke ranah publik, maka pengalaman itu harus rela dibuktikan dengan alat kebenaran yang tersedia, yaitu Kitab Suci.
Saya sangat berharap nama-nama pendeta yang disebut namanya oleh hai hai bengcu, memberi tanggapan terhadap gugatan dalam buku, karena hai hai telah menelitinya berdasarkan buku-buku yang mereka tulis. Nama besar para pendeta seharusnya tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menanggapi gugatan ini secara jentelmen.
*
Pada bagian akhir tulisan ini saya harus menggugat hai hai bengcu sebagai seorang yang telah menggunakan bahasa Indonesia. Buku ini tidak melewati proses edit yang layak karena bahasa yang dipakai tidak mencerminkan bahasa tulisan tetapi bahasa lisan yang dituliskan. Buku ini pun memiliki banyak kesalahan ejaan EYD seperti mujizat seharusnya mukjizat, resiko seharusnya risiko, tahyul seharusnya takhayul, dan sebagainya. Tanda-tanda baca seperti tanda miring dipergunakan tidak pada tempatnya. Kata-kata selain bahasa Indonesia yang menurut kaidah bahasa Indonesia seharusnya ditulis miring, malah tidak ditulis miring.
Selebihnya, saya mengucapkan selamat kepada penulis yang telah melahirkan buku ini. Perut hai hai bengcu kosong sudah, setelah tujuh tahun ia mengandung calon buku. Saya setuju dengan Pendeta Tommy Wijaya dalam buku ini, yang menulis, inilah buku Kristen pertama yang membahas dan menguji berbagai fenomena gaib dan mukjizat, dengan menggunakan Alkitab sebagai standar kebenaran dan menyajikannya secara sederhana. Saya angkat topi untuk kemampuan penulis dalam membahas alam roh yang misterius menjadi jelas dan mudah dimengerti.
Tentang bagaimana buku ini nantinya diterima masyarakat, biarkan buku ini menemukan nasibnya sendiri. Terimakasih kepada Pendeta Thomy J Matakupan yang telah menyebut apologet jalanan dalam buku ini, yang telah saya pinjam untuk judul tulisan.





















SUMBER
http://forum.detik.com/demi-tegaknya-hukum-mencuri-seekor-bebek-disidang-t235432.html
Majalah kartini edisi 2336 hal 211


No comments:

Post a Comment