
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Allah adalah
pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa
atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.

Mahluk bernyawa
memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan
bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran
rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami
penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang
penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan
membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai
mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga
pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan
sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri
secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan
perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam
penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi
penghidupanya.
Manusia memerlukan
rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat
memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha
memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai
hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan
membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia
melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit.
Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia
mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari
kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri
maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah
kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa
sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit,
yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia
tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka. Adapun akan lebih
jelas akan dibahas sebagai berikut.
PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata Derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan.
Penderitaan
termasuk realitas Dunia dan Manusia. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang
berat. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. Bisa juga penderitaan menjadi energi
untuk bangkit dan menjadikan seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Penderitaan
juga merupakan teguran Tuhan kepada Umat-Nya agar manusia sadar untuk tidak
berpaling dari-Nya. Sebelum penderitaan itu terjadi pada umumnya manusia telah
diberikan tanda, tanda itu dapat berupa mimpi dan lain sebagainya.
Tuhan telah
menciptakan manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Penderitaan itu dapat berkurang tergantung bagaimana manusia menyikapi
penderitaan itu. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang sedang dialaminya
akan segera menyadarkan dirinya untuk bertaubat kepada Nya dan pasrah terhadap
takdir yang telah ditentukan Tuhan terhadap diri nya, dan yakin bahwa kekuasaan
Tuhan jauh lebih besar dari dirinya. Kepasrahan itu yang membuat manusia
merasakan kedamaian dalam hatinya dan lama kelamaan akan berkurang penderitaan
yang dialaminya. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas
kemampuan umatnya.
Di dalam
Al-Qur’an maupun kitab suci agama lainnya banyak surat dan ayat yang
menjelaskan tentang penderitaan manusia dan peringatan kepada manusia akan ada
nya penderitaan, namun pada umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan
tersebut.
Dalam surat
Al-Insyiqoq ayat 6 dinyatakan bahwa Manusia ialah makhluk yang hidup nya penuh
perjuangan. Ayat tersebut dapat diartikan bahwa manusia harus bekerja keras
untuk kelangsungan hidup nya yaitu dengan cara menghadapi alam, menghadapi
manusia disekelilingnya dan tidak lupa untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Apabila manusia melalaikan salah satu nya akibatnya manusia akan
menderita.
Penderitaan itu
ada yang fisik dan ada yang psikis. Penderitaan fisik dapat dihadapi dengan
cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis
penyembuhannya terletak pada kemampuan penderita menyelesaikan
persoalan-persoalan psikis.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau jasamani dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani.
Siksaan yang sifatnya psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan
1. Kebimbangan
Kebimbangan adalah keadaan
dimana seseorang tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil,
akibatnya seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. Bagi orang yang
lemah pikirannya masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil
keputusan sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
2. Kesepian
Kesepian adalah keadaan dimana
seseorang merasa sepi dalam dirinya atau jiwanya walawpun dia berada di tempat
keramaian.
Seperti halnya kebimbangan,
kesepian harus cepat diatasi agar seseorang tidak terlalu lama berada dalam
siksaan batin. Untuk mengatasi kesepian seseorang membutuhkan kawan untuk
berkomunikasi, kawan yang selalu ada dalam keadaan duka, yang mampu memahami,
mengerti dan menghayati kesepian yang dialami sahabat nya.
Selain mencari kawan seseorang
juga perlu mengisi waktunya dengan kesibukan. Sehingga kesepian dapat teratasi.
3. Ketakutan
Ketakutan dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila raasa takut itu dibesar-besarkan tidak
pada tempat nya maka disebut dengan phobia.
Seperti pada kesepian,
ketakutan juga dapat dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai. Banyak
sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup. Misalkan kepanikan seperti situasi di lift,
kereta api atau pesawat udara. Sedangkan Agoraphobia adalah ketakutan seseorang
berada di tempat terbuka, pada umumnya penderita agoraphobia mengalami
ketakutan terhadap tempat umum.
b. Gamang
Gamang adalah ketakutan bila
seseorang berada ditempat yang tinggi. Misalkan seseorang berada dijembatan
yang sempit yang dibawahnya terdapat air yang mengalir.
c. Kegelapan
Kegelapan merupakan ketakutan
seseorang bila berada ditempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya akan muncul
sesuatu yang menakutkan dalam tempat gelap seperti setan atau pun pencuri.
Orang yang demikian menghendaki ruangannya selalu terang.
d. Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan
yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Misalkan seseorang yang akan
di injeksi, sebelum jarum injeksi disuntikan kedalam tubuhnya seseorang
tersebut akan berteriak-teriak karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
e. Kegagalan
Kegagalan merupakan ketakutan
seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang dikerjakan akan mengalami
kegagalan. Misalkan seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta
kembali dikarenakan takut gagal dalam percintaan berikutnya. Trauma yang
dialaminya menjadikan ketakutan kalau hal tersebut terulang kembali.
RASA SAKIT
Rasa sakit adalah rasa yang
dirasakan atau dialami oleh penderita dan setiap manusia akan selalu
mengalaminya. Rasa sakit dan siksaan merupakan rentetan sebab akibatnya. Karena
ada siksaan orang merasa sakit, dan karena merasa sakit orang menderita. Banyak
hikmah yang bisa kita ambil dari rasa sakit, misalnya timbul rasa kasihan
terhadap penderita, adanya rasa keprihatinan manusia, rasa social, dapat
mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dll.
1. Sakit Merupakan Sunnatullah
Sakit merupakan keadaan yang
senantiasa dialami oleh hampir semua manusia. Dengan merasa sakit, manusia tahu
dan sadar akan pentingnya keadaan sehat. Sehingga ia mau mensyukuri nikmat
sehat tersebut. Keadaan sakit merupakan sunnatiallh yang mengikuti hukum
sebab-sebab dari Allah SWT. Misalnya cacat lahir, penyakit infeksi dan lain
sebagainya.
2. Sakit Merupakan Ujian
Hadis Riwayat HR. Ibnu Majah
dan Turmudzi
“Sesungguhnya bila Allah SWT.
mencintai suatu kaum, dicoba-Nya dengan berbagai cobaan. Dan barang siapa yang
tidak ridhla, maka mereka akan memperoleh murka Allah SWT”.
3. Sakit Sebagi Penebus Dosa
Hadis Riwayat HR. Muslim
“Tidak ada satu musibah yang
menimpa seseorang mukmin walaupun hanya tertusuk duri atau lebih dari itu,
kecuali Allah tingkatkan derajadnya dan dihapuskan dosanya”.
4. Sakit Sebagi Peringatan
Misalnya ketika manusia dalam
hidupnya sudah menyimpang dan sudah keluar dari ajaran agama, sehingga Allah
SWT menurunkan sebuah penyakit untuk menyadarkannya dan supaya kembali kepada
jalan yang lurus.
5. Sakit Sebagi Azab
Contohnya ketika sebuah
masyarakat yang banyak melakukan kezaliman yang sangat berlunta-lunta, sehingga
pada dusun atau negara tersebut di beri sebuah azab, seperti adanya wabah
penyakit yang sulit penyembuhannya.
6. Upaya Penyembuhan
a. Allah SWT yang menentukan
kesembuhan
b Manusia wajib untuk
berikhtiar seperti pengobatan, perewatan dan lain-lain.
SUMBER PENDERITAAN
A. Penderitaan yang
timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Karena perbuatan
buruk antara sesama manusia yang mengakibatkan manusia lain menderita antara
lain :
- TKW Indonesia yang dianiaya di
Malaysia disiksa, disetrika, diperkosa bahkan ada yang sampai meninggal
dunia. Perbuatan buruk majikan yang menyebabkan penderitaan bagi
pembantunya sampai kehilangan nyawanya.
- Perbuatan buruk orang tua kepada
anak kandung nya yang menganiaya sampai mengakibatkan kematian. Orang tua
yang seharusnya melindungi dan menjadi contoh bagi anak nya malah
memberikan penderitaan kepada anak kandung nya sendiri.
- Tawuran pelajar antara SMA 6 dan
SMA 70 yang mengakibatkan dua orang luka dan satu orang meninggal dunia.
Tawuran pelajar yang menyisakan penderitaan bagi keluarga maupun dirinya
sendiri.
Perbuatan buruk
manusia terhadap lingkungan juga menyebabkan penderitaan bagi manusia. Tetapi
manusia tidak menyadari hal tersebut. Manusia baru menyadari setelah bencana
itu terjadi seperti :
- Musibah banjir dan tanah longsor
di Kota Ambon. Bencana ini memakan korban sebanyak 5 orang meninggal
akibat banjir dan 3 orang akibat tanah longsor, belum terhitung lagi
jumlah orang yang hilang dan kerusakan harta benda yang diderita akibat
bencana alam ini. Bencana alam ini bermula karena penebangan hutan secara
liar sehingga tanah tidak mampu menampung debit air hujan dan berakibat
banjir disertai tanah longsor. Pemerintah dan segenap jajaran kesehatan
dan tim SAR telah mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit dan klinik. Mereka bekerjasama untuk membantu korban keluar
dari penderitaan ini.
- Bencana Lumpur Lapindo yang
disebabkan karena kelalaian manusia dalam pengeboran sumur di Sidoarjo
Jawa Timur yang mengakibatkan menyemburnya lumpur panas dari bawah
tanah. Semburan lumpur panas tersebut menyebabkan tergenangnya
kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di
sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Inilah penderitaan manusia akibat kelalaian pekerja dan pimpinan
perusahaan. Mereka harus bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan
warga sekitar.
Perbuatan buruk yang di lakukan oleh
manusia dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar seperti :
1.
Terhadap Orang Lain
perbuatan buruk manusia bisa
menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat phyisik dan
phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak contoh realita yang
bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang memperkosa,
menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini sangat membuat derita
bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika majikan yang tak bermoral
tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi, perbuatan buruk yang di
seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.
1.
Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam
lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi
sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa
timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia.
Beberapa contoh konkrit perbuatan tersebut adalah membabat hutan lindung yang
mengakibatkan tanah longsor, membuang sampah sembarangan yang menyebabkan
banjir, dan membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta
berbagai penyakit. Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di
timbulkan karena perbuatan buruk kita.
B. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan juga
dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan. Kesabaran, tawakal dan
optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini antara lain :
- Seorang anak laki-laki yang lahir
tanpa tangan dan kaki. ia berjuang mental dan emosional serta fisik nya.
Awalnya dia seakan tidak mempunyai harapan untuk hidup seakan hidup ini
tidak ada artinya lagi. Tetapi dia menyadari bahwa ada tangan Tuhan yang
akan selalu membantunya. Tuhan pasti akan menunjukan kebesaran dan
kuasanya bagi orang-orang yang tidak pernah mengenal putus asa. Dengan
kekuatannya itu dia mampu menyelesaikan study nya di Griffith University
dan sekarang dia menjadi seorang motivator Internasional. Dia adalah
Nicholas James Vujicic atau yang biasa sering dipanggil Nick Vujicic.
- Nabi ayub mengalami cobaan Tuhan
yaitu dia menderita penyakit kulit selama bertahun-tahun. Nabi ayub
kehilangan masa kejayaannya, keluarganya, teman dan kaum kerabatnya.
Dengan penuh kesabaran dan keihklasan Nabi ayub menjalankan cobaan dari
Tuhan. Berkat kesabaran dan keihlasannya beliau sembuh total dari
penyakitnya dan Allah memberikan kemulian yang berlipat-lipat sehingga
Nabi Ayub tidak lagi miskin.
- Tenggelamnya fir’aun dilaut merah
adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong.
Ketika fir’aun mengngejar Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrangi
laut merah. Dengan tongkat Nabi Musa laut itu terbelah, Nabi Musa dan para
pengikutnya segera menyebrangi laut tersebut. Ketika fir’aun dan
tentaranya tepat berada ditengah laut merah itu seketika itu juga laut
merah tertutup lagi dan fir’aun beserta bala tentaranya tenggelam
didalamnya.
C. Hakikat
Manusia
Manusia pada hakikatnya
adalah mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan
saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan
rohani, sehingga pada jasmani dan rohani tersebun dapat timbul sebuah
penderitaan. Jasmani disebut juga sebagai tubuh, wadah, jasad, materi, atau
unsur kongkrit dan merupakan unsur yang hidup pada diri manusia. Sedangkan
Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti jiwa, badan halus, dan
merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia tetapi
menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi manusia. Rohani memiliki alat
dan kemampuan seperti :
D. Nafsu
Nafsu adalah semua
dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk insting,
sehingga menimbulkan keinginan.
E. Perasaan
Perasaan merupakan
gejala pesikis, dan timbul di dalam batin akibat kontak antara manusia dengan
lingkungannya.
F.
Pikiran
Pikiran disebut juga
akal, budi. Dengan pikiran ini memungkinkan manusia dapat mempertimbangkan,
membedakan dan mengambil sebuah keputusan yang berdasarkan alasan-alasan pada
diri masing-masing.
G.
Kemauan
Kemauan disebut juga
kehendak yang memungkinkan manusia untuk memilih.
2. Dorongan Memenuhi
Kebutuhan Sebagai Sumber Penderitaan.
Dalam memenuhi
kebutuhan perlu adanya sebuah dorongan untuk mempertahankan keberadaan serta
kehidupannya, yang tidak lepas dari unsur-unsur pribadi manusia tersebut.
UPAYA MENGHINDARKAN DIRI DARI
PENDERITAAN
Penderitaan yang sudah menjadi takdir
atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita
menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan bisa kita atasi
dengan cara :
1.
memulai sesuatu hal dengan hal yang
baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik
nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2.
lebih mendekatkan diri pada Tuhan,
dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut
dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan
diri pada yang kuasa.
3.
jalani hidup dengan optimis, dengan
cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu
motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi
dalam hidup ini.
upaya-upaya
positif dalam mencegah timbulnya penderitaan adalah dengan cara memperbaiki
atau mempertahankan hubungan baik kita, baik itu hubungan manusia dengan
dirinya, dengan sesama, dengan Tuhan, maupun alam. Dengan memperbaiki hubungan
kita seperti penjelasan diatas tentunya penderitaan sedikitnya akan jarang
hadir atau bahkan tidak akan datang menghampiri kita.

Memperbaiki
hubungan dengan diri sendiri dengan cara melakukan segala aktivitas yang
positif dan baik, lebih peduli terhadap kesehatan tubuh, kebersihan, dan
menjaga pola makan agar tarhindar dari segala penyakit. Memenuhi kebutuhan
sosia, jasmanil dan rohani agar jiwa sehat dan jauh dari kekalutan dan
ketakutan yang menyebabkan timbulnya penderitaan.
Menjaga
hubungan baik dengan Tuhan dengan cara bertaubat kembali kepeda ajaran-Nya
serta menjalankan segala yang diperintahkan-Nya dengan sungguh-sungguh dan menjauhi
segala yang menjadi larangan-larangan-Nya. Mengingat Tuhan disetiap
aktivitasnya sehingga tubuh serta jiwa selalu diberikan ketenangan. Dalam kitab
suci agama Islam (Al-Qur’an) dikatakan bahwa “Hanya dengan mengingat Tuhan
(Allah), maka hati ini akan menjadi tenang”. Dengan mengingat Tuhan tentunya
kita akan jauh dari penderitaan juga tidak akan menimbulkan penderitaan pada
orang lain pula.
Menjaga
hubungan baik dengan sesama dapat kita terapkan dengan cara meningkatkan
toleransi kita kepada orang lain, saling tolong menolong dengan sesama,
berperilaku dan beretika yang baik dihadapan sesama, menjaga hubungan
sosial dengan baik sehingga jauh dari fitnah dan perselisihan, menghargai
hak-hak orang lain serta melakukan tanggung jawabn dengan baik dan bersungguh-sungguh.
Dengan adanya hubungan yang baik antar sesama tentu akan menjadikan lingkungan
kita menjadi damai, aman, nyaman, dan tentram, sehingga terciptalah lingkungan
yang seimbang.
Terakhir,
untuk mencegah timbulnya penderitaan manusia selain dengan menjaga hubungan
baik antara manusia dengan dirinya sendiri, dengan tuhan, dan jyga dengan
sesama, manusia juga harus menjaga hubungan baiknya dengan alam, karena alam
dicipta Tuhan bukan untuk dirusak atau disia-siakan melainkan untuk dikelola
dan dipelihara oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Alam akan memberikan
kebaikan apabila ia dirawat dengan kebaikan juga akan memberikan dan
menimbulkan bencana apabila diperlakukan buruk oleh manusia. Adapun cara kita
menjaga hubungan baik dengan alam ialah dengan cara diantaranya: tidak membuang
sampah sembarangan, mencegah terjadinya perburuan liar dan pengambilan hasil
alam secara berlebihan, mencegah penggundulan hutan, serta melakukan
reboisassi/penghijauan secara rutin dan lain sebagainya.
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Manusia
dalam hidupnya tak lepas dari permasalahan. Manusia dalam hidupnya pasti pernah
mengalami kegelisahan. Gelisah tergolong penyakit batin, penyakit ini
dapat menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila dibandingkan
dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani,
tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal
takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan
perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula
seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi
walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan
gelisah.

Kegelisahan
merupakan rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan
karena kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak tenang (tidak
sabar) yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul. Pada hakekatnya
sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya. Namun
terlepas dari itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan
dimulai dari diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa
pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita
kontrol untuk terlepas dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan
yang sering terjadi pada manusia adalah disaat seseorang pernah melakukan
sebuah perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang mengalami
kegelisahan. Hatinya tidak tenang, dia merasa cemas. Karena terlalu memikirkan
perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Akhirnya orang tersebut terlihat
murung, menyendiri dan merasa kesepian dan terasing. Oleh karena itu, kami
kelompok 7 membuat makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Manusia dan Kegelisahan”
MAKNA KEGELISAHAN
Kegelisahan
berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati
atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi
(menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut
dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa
manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup
lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia
selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab
kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak
yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang
timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan
mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk
mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta
kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat
melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu
apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan
khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa
khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada
pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala
tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi,
kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak
tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah
murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari
kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini
terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang
akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya
suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap
dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja
(tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan
jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai).
Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal)
misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal)
misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.
Penyebab
lain kegelisahan karena adanya kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan
mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi
gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka
hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar
dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang
demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan
murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia
berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini
silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.
Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip
dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh
dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh : Tini
seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh
sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh
waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru
seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air.
Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus
dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi
ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib
anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang
diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam
anaknya.
2. Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini
berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara
alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya
yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya
kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan
para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang
harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah
ketika menunggu hasil ujian akhir.
3. Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul
dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam
ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini
timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau
tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka
melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu
adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka
tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya:
Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait
merasa gelisah.
MAKNA KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari
kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri,
tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan,
terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau
terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang
jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup
manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat
universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan
manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan
ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis
lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian
datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat
“kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang
hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di
kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
· Sebab – sebab keterasingan
Bila kita memperhatikan
contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya, hidup menyendiri,
karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup
terasing itu bersumber pada :
Ø Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain
mencuri, bersikap angkuh atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah
mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang
beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang
bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian
ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di
mata orang lain negatif seperti misalnya sombong, menganggap dirinya
lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan
angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap
seperti itu menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan
orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik
fisik.
Ø Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut
Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya
selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di
hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain
yang menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga
tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain
kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan
karena kesalahan perbuatannya.
a. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu
membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali
manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat
fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam
keterasingan.
b. Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah
adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh
pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam
kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang tergolong lemah ekonominya
seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan
kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.
c. Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang
merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan
pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan
orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya
menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin
bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut jawabannya tidak benar.
Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan tetapi, orang seperti itu
masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak pintar dan akhirnya menjadi
bahan tertawaan.Contoh :
Akil yang merasa
berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan tamu dalam pertemuan itu.
Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan bahasa asing yang belum
pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun pakiannya tidak kalah
dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh lebih rendah dari
mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
d. Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup
dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila melihat
orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa
diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat.Contoh :
Selama ini Tn. Adi
terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa
Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan dermawan. Tiba-tiba tersiar
berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita
itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak
pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup dalam keterasingan.
Ø Takut kehilangan hak.
Contoh : Oyong
mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya
berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah,
akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing
dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan
karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut
kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada
orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
Ø Kerinduan.
Kadang-kadang
keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik
terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah
satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh dari keluarga akan
merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang
demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing,
kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.
· Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Keterasingan biasanya
terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, rendah diri, atau karena
perbuatan yang melanggar norma hukum. Untuk mengatasi keterasingan ini
diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang bersikap demikian karena menganggap
semua yang mereka lakukan adalah benar. Lain halnya dengan orang yang
rendah diri. Orang yang mempunyai sifat ini biasanya sadar akan kekurangannya.
Untuk meningkatkan harga diri, ia harus banyak belajar dan bergaul. Pergaulan
itu dilakukan sedikit demi sedikit dan terus meningkat, sehingga akhirnya
menjadi biasa.
MAKNA KESEPIAN
Kesepian berasal dari
kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan,
tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya.
Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi. Contoh :
1. Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri,
ibu Hadi merasa kesepian.
2. Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi.
Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah
keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang
sekali.
Setiap orang pernah
mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau
sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus
penyebabnya.
· Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab
terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak
mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan
sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Contoh : Pangeran
Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan
diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana dan pergi ke
hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi
sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya. Perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian merupakan akibat dari
keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh, kaku, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi
itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa
kesepian.
Contoh
Pangeran Sidharta meninggalkan istana,
tempat kemewahan, keramaian dan ketidakpastian. Karena
frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan keadaan
luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan
istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat
hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu
keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi
tidak sarna, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya
hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan.
Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh, kaku, keras kepala,
sehingga dijauhi ternan-ternan sepergaulan. Karena ternan-ternan menjauhi, maka
orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup
sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi
pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap
sombong. Orang yang bersikap rendah diri,
pemalu, minder. merasa dirinya kurang berharga dibanding
orang lain. maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri
itu akibatnya kesepian.
MAKNA KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa
yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat
pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan
oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian
atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti
pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya,
ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu
menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab sebab ketidakpastian
Menurut Siti Meichati
dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak
dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala
neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak
diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia.
Contoh : Seorang
pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kawan yang ingin
menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia
mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan
yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau
kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Contoh : Orang yang
takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri
jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya,
sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
Contoh :Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya,
dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose
jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang
menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap
orang lain.
Contoh : Nuri,
seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya berjalan-jalan
dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di
hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang
tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
· Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di
sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
· Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar.
Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak
penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi
persekusi.
· Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa.
Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens.,
hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu
yang belum pernah dialami.
Contoh : Pak Joyo orang kampung pada
suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat
dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa
menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa
tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi
tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan
pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk
atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat
tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak
pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya
itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh : Atang
memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga
mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan
emosi
Dalam keadaan tertentu,
seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai
keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing,
muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa
apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan
lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri.
Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik. Untuk
mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya.
Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak
hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.
Contoh : Dalam liburan, seperti biasa
Samsulbahri pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap pulangnya Samsul
bennain ke rumah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah
Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri
oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya.
Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua
bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu
terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar
melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus
meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )
SUMBER-SUMBER KEGELISAHAN
sumber kegelisahan itu bukan dari
luar diri, tetapi dari dalam diri. Karena faktor luar diri itu tidak dominan,
Meskipun kita mampu menyelesaikan problem itu dengan cara menyelesaikan pokok masalahnya
dari luar, tapi ia akan dirundung kegelisahan dalam bentuk lain. Begitu
seterusnya tak pernah selesai.
Sebagai contoh, ketika kita berada
pada puncak kesedihan karena masalah ekonomi, kadang kita tidak memperhatikan
bahwa dititik kulminasi itu ada rasanya. Kita malah terbuai dengan hal lain
yang mengganggu pikiran kita. Padahal di titik kesedihan itu ada geliat jiwa
yang berpotensi untuk menyelesaikannya. Biarkan jiwa kita merasakan getaran
“sedih” itu. Rasakan bagaimana ia menemukan penyelesaian dengan kejernihan hati
dan kepasrahan kepada Tuhan, Sang Pemilik Jiwa. Dialah yang memberi ketenangan
dan kedamaian hati. Lepaskan duka kita kepada Allah. Biarlah Dia yang
membimbing dan menuntun hati kita. Berserah dirilah kepada-Nya secara total.
Jangan sampai kita malah terjebak
pada hasrat, keinginan, harapan, cita-cita, dan angan belaka, tanpa mengetahui
apa hakikat jiwa. Buang jauh-jauh prasangka buruk pada diri dan pada Allah.
Uang tak akan menyelesaikan masalah kita. Meskipun pada waktu itu uang dapat
menyelesaikan problem ekonomi kita, tapi kita akan mendapat kegelisahan dan
kesedihan berikutnya, baik dalam bentuk yang sama ataupun dalam bentuk yang
berbeda.
Namun jika pada saat kesedihan kita
itu memuncak, lalu kita mengembalikan segala sesuatu pada Allah : “Dari-Mu dan
kepada-Mu akan kembali, ya Allah”, maka kita akan menemukan dan memahami titik
kesedihan yang sebenarnya.
Lalu, jiwa kita akan bertanya dan
bertanya lagi, apa setelah kembali pada Allah? Hidup dan matiku untuk-Mu. Ya
Allah. Makan minumku untuk siapa? Kerja dan pengabdianku untuk siapa? Untuk
apa? Mengapa? Bagaimana? Dimana? Dan sederet pertanyaan-pertanyaan geliat jiwa
lainnya yang dipersembahkan kepada Allah. Pada titik itu kita pasti akan
menyadari dan berkata, “Ya Allah, segala hidupku dari-Mu dan kepada-Mu akan
kembali.
Faktor Penyebab
Kegelisahan
Bukan
merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari
faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua.
Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan
faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia
sampai akhir hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara
lain:
a. Dari Dalam
Faktor kegelisan dari
dalam diri seseorang antara lain:
1. Cinta Diri
Kecintaan seseorang
terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan
riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul
sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari
(mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang
was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu
merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu
adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas
tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu,
perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata
lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak
adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya
kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri
seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan
untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah
dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan
agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka
perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
b. Kemasyarakatan
Terkadang,
dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita
dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan
yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda
dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain,
mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah
serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan
terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit
tersebut dari satu orang kepada orang lain.
Cara
Mengatasi Kegelisahan
Cara yang digunakan
dalam mengatasi kegelisahan:
· Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita
menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu
terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
· Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita
dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari
jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam
jiwa kita.
· Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang
dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan
ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih
dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya
SUMBER
No comments:
Post a Comment